Bahan baku yang
digunakan untuk pengolahan biodiesel yaitu :
1.
Refined Palm
Oil (RPO)
merupakan minyak hasil kelapa sawit yang telah mengalami proses pemurnian di
Refinery.
2.
Metanol (CH3OH)
merupakan senyawa alkohol yang digunakan sebagai pereaksi yang akan memberikan gugus
alkil kepada rantai trigliserida dalam reaksi biodiesel.
3.
Natrium metilat (NaOCH3)
digunakan sebagai katalis (zat yang digunakan untuk mempercepat
reaksi),merupakan katakis basa karena mengandung alkalinity 30%.
4.
Asam klorida (HCl)
digunakan dalam proses penetralan akatalis di dalam Heavy Phase (Glycerine -
water - methanol) dengan kadar (>30%).
Pada proses pembuatan minyak diesel dari minyak nabati
yang biasanya dikenal dengan biodiesel ada beberapa tahapan proses yang harus
dilalui. Berikut ini akan menguraikan pemilihan proses produksi.
1. Tahap
Persiapan
Tahap persiapan ini bertujuan untuk mencampurkan metanol,
RPO, dan katalis agar dihasilkan campuran yang homogen. RPO pada Tangki
RPO (TK-111) di pompa kemudian
masuk ke Filter (FB-133). Setelah itu RPO dipompa ke Mixer (MX-201), pada Mixer
terjadi pencampuran antara RPO, metanol 98% dari Tangki Metanol (TK-234), dan
katalis natrium metilat (NaOCH3) dari Gudang Katalis (TK-212) yang
dilairkan melalui Conveyor (C-223).
Setelah didapatkan campuran yang homogen, kemudian campuran dari RPO, metanol
98%, dan katalis dipanaskan dalam Heater (XH-256) yang bertujuan untuk
mengkondisikan suhu sebelum masuk Reaktor (R-301). Campuran RPO, metanol 98%,
dan katalis dipanaskan sampai suhu 60oC.
2. Tahap Transesterifikasi
Didalam Reaktor (R-301) terjadi
reaksi transesterifikasi dengan reaksi umum:
Reaktor ini menggunakan pengaduk
dengan kecepatan pengadukan 2rps. Lamanya pengadukan adalah 2 jam yang dilkukan
pada suhu 60oC-65oC dan takanan 1 atm. Hasil konversi
tahap ini dapat mencapai 99,9%. Adapun tahap transesterifikasi ini menghasilkan
campuran metil ester, gliserol, metanol yang tidak bereaksi, air, dan katalis.
3. Tahap Pemisahan dan Pemurnian Metil Ester
Produk
intermediate hasil reaksi kemudian dipompakan menuju Separator (CF-401) pada
suhu 65oC dan tekanan 1 atm yang berfungsi untuk memisahkan metil
ester yang terbentuk dengan gliserol, katalis, air, dan metanol. Adapun di
dalam Separator (CF-401) akan terbentuk dua lapisan yaitu lapisan light phase yang berupa metil ester dan
juga terbentuk heavy phase yang
berupa gliserol, metanol, dan air. Kemudian light
phase dipompakan ke Tangki Washing (TK-501), lalu pada Tangki Washing (TK-501) metil ester yang terbentuk
di cuci dengan air untuk memastikan metil ester yang terbentuk sudah bebas dari
campuran air, katalis, metanol, dan gliserol. Setelah itu metil ester
dipanaskan dalam Heater (XH-512) sampai suhu 135oC yang bertujuan
untuk mengkondisikan suhu metil ester sebelum masuk ke Vacum Dryer (TK-601).
Pada Vacum Dryer (TK-601) air yang rekandung pada metil ester hasil dari proses
pencucian diuapkan, proses ini berlangsung pada tekanan vacum dan suhu operasi
sebesar 135oC-137oC. Setelah itu metil ester yang
terbebas dari air dipompakan ke dalam tangki penyimpan metil ester atau Tangki
Biodiesel (TK-612).
4. Tahap Pengolahan Gliserol
Heavy phase yang
terbentuk pada Separator (CF-401) dipompakan ke Netralizer (NR-701) yang
bertujuan untuk menetralkan katalis natrium metilat (NaOCH3) dengan
adanya penambahan asam klorida. Hasil reaksi dari natrium metilat dan asam
kloroda adalah garam natrium klorida dan metanol. Setelah itu campuran dari
gliserol, metanol, air, dan natrium klorida dipompakan ke Tangki Washing
(TK-723) dengan penambahan air yang bertujuan untuk menghilangkan garam natrium
klorida. Setelah itu campuran dari gliserol, metanol, dan air dipompa ke Kolom
Distilasi (D-801) yang bertujuan untuk memisahkan metanol dari gliserol dan
air, selain itu juga untuk me-recycle
sisa metanol yang tidak bereaksi. Pada Kolom Distilasi (D-801) feed masuk pada suhu 27oC,
kemudian metanol dengan kadar 98% akan keluar sebagai produk atas karena titik
didih metanol lebih rendah dibandingkan dengan gliserol dan air. Bagian bawah
Kolom Distilasi beroperasi pada suhu 107oC, dan sebagai produk bawah
adalah gliserol dan air. Metanol hasil produk distilasi dialirkan ke Tangki
Matanol (TK-234) dan produk bawah dari hasil proses ditilasi dialirkan ke
Evaporator (EV-901) yang bertujuan untuk memekatkan gliserol sehingga dihasilkan gliserol dengan konsentrasi 88%-volume. Setelah itu gliserol yang terbentuk dialirkan
ke Tangki Gliserol (TK-912). PFD dari uraian proses pembuatan biodiesel dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
PFD Uraian Proses Pembuatan Biodiesel dari RPO
No comments:
Post a Comment