Evaporasi merupakan
proses pemisahan termal yang dipakai secara luas untuk memekatkan cairan dalam
bentuk larutan, susupensi maupun emulsi dengan cara menguapakan pelarutnya,
umumnya air dari cairan. Evaporasi atau penguapan bertujuan untuk memisahkan
pelarut dari larutan, sehingga menghasilkan larutan yang lebih pekat. Proses
evaporasi adalah proses perubahan fase suatu zat yaitu dari fase cair menjadi
fase uap. Perubahan fase ini melibatkan sejumlah energi panas dalam prosesnya.
Selama evaporasi terjadi dua peristiwa penting, yaitu transfer massa dan heat transfer. Transfer massa yang
dimaksud adalah perpindahan massa air dalam bahan menuju lingkungannya.
Sedangkan heat transfer adalah
perpindahan panas berupa panas dari lingkungan menuju bahan.
Adapun tujuan dari
percobaan ini yaitu untuk menentukan konsentrasi dari larutan hasil evaporasi
dengan konsentrasi awal 2%, menentukan volume kodensat sebagai hasil samping
dari proses evaporasi, dan untuk menentuka laju alir massa steam yang dibutuhkan untuk menghasilkan larutan pekat.
Alat yang digunakan
untuk memekatkan suatu larutan dengan cara menguapkan pelarutnya disebut
evaporator. Evaporator memiliki dua prinsip dasar yaitu untuk menukar panas dan
untuk memisahkan uap yang terbentuk dari caiaran. Perkembangan
teknologi evaporasi telah melahirkan banyak jenis evaporator. Secara umum
dibedakan atas sirkulasi alami dan sirkulasi paksa. Sirkulasi alami adalah
evaporator yang gerakan cairannya berlangsung secara alami oleh adanya
perbedaan massa jenis atau konveksi alami. Berbeda dengan sirkulasi paksa yang
cairannya digerakan oleh pompa. Dari sisi perpindahan panas, sirkulasi paksa
lebih baik, tetapi lebih mahal dan rumit.
Pada percobaan
ini digunakan evaporator sirkulasi alami jenis rising film evaporator ( evaporator lapis naik ) dengan metode
sirkulasi alami. Peralatan ini banyak dipakai untuk memekatkan larutan dalam
industri bahan makanan. Prinsip kerja evaporasi lapis naik ( rising film evaporator ) adalah dengan
cara menguapkan cairan dalam pipa hingga dihasilkan gelembung–gelembung uap
yang bergerak ke atas dan membawa sejumlah cairan. Gerakan gelembung ke atas
yang cepat akan menggerakan cairan dengan cepat pula sehingga waktu tinggal
dalam daerah pemanasan cukup singkat. Hal ini penting terutama jika cairan yang
diuapkan peka terhadap panas. Campuran uap dan cairan akan dipisahkan dalam
siklon. Uap dapat dianggap tidak mengandung padatan terlarut. Meskipun pada
kenyataannya kadang–kadang mengandung padatan terlarut akibat percikan atau
butiran cairan yang terbawa aliran uap.
Larutan
gula 2% sebagai umpan dibuat dengan cara melarutkan gula sebanyak 80 gram dalam
4 liter air suling, lalu diaduk sampai homogen. Gula bertindak sebagai zat
terlarut, sedangkan air suling bertindak sebagai pelarut. Kemudian umpan dengan
konsentrasi 2% dimasukkan melalui bagian bawah evaporator, sedangkan steam dimasukkan melalui bagian atas
evaporator. Steam berasal dari boiler dan digunakan untuk memanaskan
larutan dengan suhu tertentu. Suhu pemanasan tergantung dari tekanan uap. Dengan
adanya pemanasan oleh steam, maka
larutan umpan akan menguap. Uap yang terbentuk kemudian naik membawa lapisan
tipis cairan pekat dan masuk ke dalam cyclone
separator, dimana uap dan cairan dipisahkan. Uap yang memiliki suhu T6
kemudian diteruskan ke atas sehingga memiliki suhu T3 dan masuk ke
kondensor. Di dalam kondensor, dialirkan air pendingin dengan suhu T1
untuk mengubah fase uap menjadi cair untuk memudahkan penampungan. Fase cair
ini memiliki suhu T4, dan ditampung pada penampung gelas yang
memiliki kapasitas 5 L. Penampung gelas ini dilengkapi dengan sistem vakum Sedangkan
air pendingin suhunya naik menjadi T2 karena adanya perpindahan
panas dari uap yang memiliki suhu T3 ke air pendingin. Lalu larutan
pekat diputar balik ke sistem pemanas di evaporator. Menaikkan konsentrasi dari
fraksi padatan di dalam produk bahan makanan cair adalah dengan menguapkan air
bebas yang ada di dalam produk. Proses penguapan ini dilakukan dengan menaikkan
suhu produk sampai titik didih dan menjaganya untuk beberapa waktu sampai
konsentrasi yang diinginkan.
Dalam
bidang Teknik Kimia, untuk menyelesaikan suatu masalah selain konsep-konsep
kimia diperlukan juga konsep-konsep matematika sebagai sarana penyelesaiannya. Konsep
matematika yang digunakan dalam penyelesaiannya adalah konsep neraca massa dan
konsep neraca panas. Dalam hal ini adalah konsep neraca massa dan neraca panas
untuk proses steady state. Neraca
massa diturunkan dari hukum kekekalan massa, yang menyatakan bahwa untuk proses
yang steady state dan tidak terjadi
reaksi kimia maka massa bahan- bahan
(zat) yang masuk ke dalam suatu alat
proses sama dengan massa bahan- bahan yang keluar dari alat proses tersebut. Demikian juga konsep neraca panas menyatakan
bahwa untuk proses yang steady state, maka jumlah panas yang
masuk sama dengan jumlah panas yang
kelaur dari alat proses tersebut. Untuk
menentukan konsentrasi larutan pekat hasil evaporasi dan volume kondensat di
gunakan konsep neraca massa, sedangkan untuk menentukan lajua alir massa staem digunakan konsep neraca panas.
Berdasarkan perhitungan neraca massa konsentrasi larutan gula yang
didapat setelah dievaporasi adalah sebesar 6,81%. Akan tetapi, konsentrasi larutan gula pekat
secara
teori seharusnya sebesar 7,59%. Serta
diperoleh volume kondensat berdasarkan hasil percobaan sebesar 2,21 liter,
sedangkan volume kondensat berdasarkan toeri sebesar 2,03 liter. Adanya penyimpangan tersebut dapat dikarenakan
proses penguapan yang
kurang sempurna dimana pada saat menguap larutan gula sempat terbentuk suatu kerak di
bagian bawah sehingga berpengaruh terhadap transfer panas. Selain itu, bisa
juga dikarenakan pengadukan yang kurang merata pada tiap-tiap larutan gula. Hal
tersebut karena pelarutan yang tidak sempurna pada saat pembuatan larutan gula
yang menyebabka terbentuknya kerak.
Dalam neraca panas dapat dihitung massa uap air yang dibutuhkan dalam
proses evaporasi ini. Selama proses
evaporasi, besarnya suhu dan tekanan sangat berpengaruh. Suhu evaporasi
mempengaruhi kecepatan penguapan. Makin tinggi suhu evaporasi maka penguapan
akan semakin cepat. Namun, penggunaan suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pada komponen bahan yang peka terhadap panas. Untuk mengurangi terjadinya
perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan dengan evaporasi pada suhu rendah
yaitu dengan tekanan vakum. Pada percobaan ini massa steam yang
diperlukan untuk membuat larutan pekat dengan konsentrasi yaitu sebesar 2,56
kg/jam.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses evaporasi yaitu:
- Suhu steam, disesuaikan dengan bahan yang akan dievaporasi karena bahan yang tidak tahan suhu yang tinggi tentunya akan membentuk kerak pada kolom evaporator sehingga akan mempengaruhi perpindahan panas dari steam ke bahan tersebut.
- Tekanan operasi, mempengaruhi proses penguapan pelarut disamping suhu.
- Laju alir umpan, bila laju alir umpan terlalu kecil proses kurang effisien dan juga bila terlalu besar, sehingga untuk suatu proses laju alir umpan diusahakan adalah laju yang dapat menghasilkan proses yang optimal.
- Sifat fisik dan kimia umpan.
- Luas permukaan kontak antara umpan dan media pemanas (panjang dan jumlah tube).
- Laju alir steam.
- Laju air pendingin pada kondensor
No comments:
Post a Comment