Proses pembuatan gula cair dari bahan baku tebu
secara umum dilakukan dengan beberapa tahap yaitu proses persiapan bahan baku, peroses
penggilingan, proses pemurnian, proses penguapan, dan proses
penyelesaian (Packing).
- Proses Persiapan Bahan Baku
Setelah
tebu ditebang dikebun, kemudian tebu
di antar kepabrik secepat mungkin dengan tenggang waktu 24 jam
dengan tujuan untuk menjaga kualitas
tebu. Karena bila lewat 24 jam
kualitas tebu akan ber kurang dikarenkan
penguraian sukrosa yang terdapat
dalam
tebu oleh mikroorganisme sehingga kadar gula dalam tebu akan menurun dan tebu akan terasa asam. Setelah truk pengangkut tebu memasuki areal
pabrik, truk beserta
tebu yang ada didalamnya ditimbang , dan sebelum truk
kosong keluar dari halaman pabrik setelah tebu di bongkar, hal ini
dilakukan untuk mengetahui berat
netto dari tebu yang dibongkar tadi.
Tebu
dari truk pengangkutan dijungkitkan dengan menggunakan
tenaga pompa hidrolik, sehingga tebu jatuh kedalam
lori. Kemudian tebu di bawa ke Cane Table (A-111) lalu pemasukan tebu ke Cane Carrier (J-112) diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi
kapasitas gilingan yang
direncanakan.
Oleh
Cane Carrier (J-112) tebu
dibawa masuk kedalam cane leverler untuk pengaturan masuk tebu kedalam
Cane Cutter I (C-110). pada Cane Cutter I (C-110) tebu dipotong- potong untuk
memperkecil ukuran tebu, kemudian selanjutnya Cane Carrier membawa tebu ke
Cane Cutter II (C-115) untuk dicacah lebih halus lagi.
- Proses Penggilingan
Pada stasiun gilingan ini dilakukan pemerasan tebu dengan tujuan untuk mendapatkan nira sebanyak-banyaknya. Pemerasan dilakukan dengan 3 set three roll mill yaitu Unit Gilingan I sampai Unit Gilingan III, dimana setiap Unit Gilingan terdapat 3 roll yang diatur sedemikian rupa yang membentuk sudut 120°, dan pada masing-masing Gilingan terjadi dua kali pemerasan.
Nira hasil perasan digilingan I dan II ditampung di tangki nira mentah yang kemudian dipompakan menuju saringan nira mentah. Ampas dari Gilingan I (C-120) dilanjutkan ke Gilingan II (C-121), demikian seterusnya sampai ke Gilingan III (C-122) sampai kebelakang ampas tebu akan semakin kering sehingga nira yang diperas benar- benar maksimal. Nira yang dihasilkan oleh Gilingan III (C-122) merupakan nira imbibisi untuk gilingan II, sedangkan pada gilingan III menggunakan air pada suhu 70oC sebagai air imbibisi. Kemudian hasil perasan nira dari Gilingan I (C-120) dan dari Gilingan II (C-121) ditampung pada Tangki Penampung Nira (F-124). Kemudian nira mentah dialirkan ke proses pemurnian.
- Proses Pemurnian
Tujuan proses pemurnian
adalah untuk menghilangkan kotoran
(unsur bukan gula) dalam nira tanpa merusak
kadar gulanya. Banyak proses yang dilakukan dalam
proses pemurnian dari proses secara kimia yaitu dengan memberikan
bahan kimia yang kemudian
bereaksi dengan kotoran
membentuk endapan, proses secara fisika dengan menggunakan pemanasan, pengandapan, pengapungan dan penyaringan, serta proses kimia fisika yaitu dengan mengubah sifat fisis suatu komponen sehingga mudah dipisahkan. Pelaksanaan proses pemurnian harus dilakukan tanpa mengabaikan waktu, suhu, pH. Pada proses pemurnian
diperlukan 4 bahan penolong yaitu, susu kapur, gas sulfit, phospat. Dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penyaringan I
Nira mentah
dari Tangki Penampung Nira (F-122) dialirkan melalui
pipa kesaringan DSM Screen (H-127). Kemudian
dialirkan ke Tangki Nira Mentah (F-128).
2. Pemanasan I (Juice Heater I)
Nira mentah
dialirkan ke Juice Heater I (E-214),
dan dipanaskan sampai
suhu 75°C dengan menambahkan steam, pada proses ini
steam dikontakkan lansung dengan nira. Pemanasan ini dilakukan dengan waktu sesingkat mungkin
untuk mencegah gula terpecah menjadi
unsur yang lebih sederhana.
3. Defekasi (defecation)
Tujuan proses defekasi adalah untuk membersihkan komponen-komponen bukan gula
dan meningkatkan kemurnian gula. Pada
proses ini, nira mentah yang berasal dari proses Juice Heater I (E-214) ditambahkan
dengan Ca(OH)2. Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah sebagai
berikut:
Ca(OH)2
+ H3PO4 --------> Ca3(PO4)2 + 6 H2O
Dari reaksi
diatas diperoleh endapan inti Ca3(PO4)2. Untuk
menjaga kerusakan monosakarida yang tidak tahan dengan suasana alkalis maka
waktu tinggal didalam Tangki Defekasi (M-210) harus sesingkat mungkin sehingga
kerusakan warna dan zat asam yang ditimbulkan dapat dihindari. Bahan yang
dipakai pada proses ini adalah susu
kapur dengan pH 9,0 – 9,5. pemakaian
susu dalam proses defekasi ini belum dapat
digantikan dengan bahan
lain tapi tidak bisa ditingggalkan.
A. Sulfitasi nira mentah
Nira yang telah terkapur masuk kedalam
Tangki Sulfitator (M-220) dalam proses ini terjadi penurunan pH nira menjadi 7–7.2. Sulfitasi ini dilakukan pada suhu 70 - 75°C. Proses sulfitasi
adalah penambahan gas SO2 yang bertujuan untuk memperbaiki warna.
Penambahan gas SO2 menyebabkan SO2 bereaksi dengan Ca(OH)2
yang berlebih dari proses defekasi, sehingga membentuk CaSO3 yang
mengendap dengan reaksi sebagai berikut:
Ca(OH)2 + SO2 --------> CaSO3 + H2
Gas SO2 ini berfungsi untuk memperkuat
endapan dan menjaga agar reaksi antara asam amino dan gula reduksi tidak
terjadi. Apabila asam amino dan gula pereduksi ini bereaksi maka akan membentuk
poliphenol yang dapat mengakibatkan
terbentuknya zat warna gelap. SO2 dalam larutan asam dapat mereduksi
ion ferri yang terkandung didalam gula sehingga menurunkan efek oksidasi.
Penambahan SO2 tidak boleh berlebihan
karena akan menyebabkan penurunan pH menjadi terlalu rendahdan terbentuknya senyawa Calsium Hidrosulfida (CaHSO3) yang larut dalam nira.
B. Pemanasan II
(Juice heater II)
Nira
yang telah dinetralkan
pHnya kemudian dialirkan ke Juice Heater II (E-223), disini nira dikontakkan dengan steam pada suhu yang
lebih panas daripada pemanasan I
yaitu suhu 105°C,
dimana suhu ini adalah suhu yang mempunyai
isoelektris yaitu suhu yang dapat mengumpulkan zat-zat
tertentu, membunuh bakteri-bakteri dalam
nira dan menurunkan kepekatan
(viscositas) sehingga kotoran lebih mudah mengendap.
C. Pengeluaran gas dan pengendapan
Sebelum
dilakukannya pengendapan gas-gas yang terdapat dalam nira
harus dibebaskan kedalam
tangki pengembangan Flash Tank (H-230) agar tidak mengganggu
proses pengandapan. Dari Flash Tank
(H-230) nira dialirkan ke tangki pengendapan (compatrement door clarifier) atau Clarifier (H-240) yang berfungsi
untuk mengendapkan kotoran hasil pemurnian
dengan menambahkan flokulan, yang berfungsi mempercepat pengendapan
kotoran dalam nira.
Pada tangki ini terdapat proses pemisahan nira jernih atau nira encer dari nira kotor. Nira jernih dialirkan secara over flow
ke Tangki Nira Jernih (F-251), sedangkan nira kotor
keluar melalui bagian bawah dialirkan
ke Rotary Vacuum Filter (H-250), kemudian sludge disaring dan dihasilkan ampas
yang berupa blotong dan nira jernih. Kemudian nira jernih hasil dari Rotary
Vacuum Filter (H-250) dialirkan ke Tangki Nira Jernih (F-251). Kemudian nira
jernih ini dialirkan ke proses penguapan untuk didapatkan gula cair tebu dengan
kekentalan 65%.
- Proses Penguapan
Tujuan dari penguapan ini adalah
untuk mengurangi kadar air yang terdapapt pada nira encer
agar diperoleh nira yang lebih kental, dengan
kentalan 62-65%. Sebelum nira encer dilarkan nira dipanaskan terlebih
dahulu di dalam Juice Heater III (E-312), tujuannya yaitu agar beban pemanas
pada Evaporator Efek I (V-310) tidak terlalu besar. Penguapan ini dilakukan
pada suhu 65-108°C dengan empat tahap yang disebut “Quadrapel Effect Evaporator”, dengan menggunakan
cara forward feed. Steam
masuk
ke Evaporator
Efek I (V-310) dengan suhu 121°C. Titik
didih larutan diturunkan dengan menurunkan
tekanan dalam badan evaporator.
Perbedaan tekanan
pada masing-masing evaporator akan mengakibatkan
nira mengalir sacara otomatis
dari badan I ke badan berikutnya.
Nira yang masuk pada tiap-tiap
badan evaporator akan
bersirkulasi hingga mencapai kepekatan tertentu. Kemudian secara otomatis katup (valve) akan terbuka dan nira mengalir kebadan berikutnya. Demikian
seterusnya sampai pada badan evaporator terakhir
dengan kepekatan 65%. Nira kental
yang
telah
melewati proses penguapan ini kemudian dialirkan ke Tangki
Penyimpanan Liquid Cane Sugar (F-345), dan selanjutnya liquid cane sugar akan di proses pada proses packing.
- Proses Packing
Proses akhir yang harus dilalui
produk gula cair sebelum pemasaran kepada masyarakat adalah proses packing.
Untuk Packing gula cair dibuat dalam bentuk yang bervariasi dari kemasan sekali
pakai, kemasan botol plastik kecil, kemasan botol kaca besar, Kemasan refill (standing pouch), sampai pada kemasan
jerigen 25 kg. Pemasaran ke Industri makanan dan minuman akan di kirim sesuai
pesanan mulai dari packing jerigen sampai dalam bentuk tangki yang kemudian
akan dipindahkan ketangki milik industri yang menjadi konsumen.
Gambar 1. PFD Pembuatan Gula Cair Tebu (Liquid Cane Sugar)
Gambar 2. Keterangan PFD Pembuatan Gula Cair Tebu (Liquid Cane Sugar)
Nice post, mohon izin untuk share ya.. thx
ReplyDelete